My Love
By Sheilta Alphenia
Naruto @ Masashi Kishimoto
Pairing : H. Sakura & U. Sasuke
OOC
Rated :
K
~~Happy reading~~
“Huh,” entah sudah berapa kali aku
menghela nafas. “Bosan...,” ya memang hanya ini yang bisa aku rasakan saat ini.
Semua pekerjaanku di rumah sakit sudah selesai, aku sudah mengecek para pasien
yang rawat rutin. Aku sudah selesai dengan dokumen-dokumen yang diberikan
Tsunade-sensei. Apa yang akan aku lakukan sekarang? Aku lalu melihat keluar
jendela ruang kerjaku. Cuacanya cerah, ingin rasanya aku keluar dan
berjalan-jalan menghilangkan kebosananku.
“Benar juga,” kataku. Terbesit
sebuah ide di kepalaku. Aku akan meminta izin kepada Tsunade-sama untuk
mengizinkanku keluar, dengan alasan semua tugasku selesai dan aku tidak tahu
apa yang harus aku lakukan. Kulangkahkan kakiku keluar ruang kerja menuju ke
ruang kerja Tsunade-sama.
CKLEK. Kubuka pintu ruangan yang
bertuliskan ‘Kepala Rumah Sakit’. Sementara yang di dalam sempat kaget dengan
suara yang kubuat. “Oh, Sakura. Apa yang ingin kamu bicarakan? Apa tugasmu
sudah selesai?” tanyanya sambil memeriksa sebuah dokumen. “Tugasku sudah
selesai Tsunade-sama.” “Oh, baguslah kalau begitu. Jadi, apa yang ingin kamu
katakan?” “Um, eto..., karena tugasku sudah selesai, bolehkah aku keluar
sebentar? Tidak ada yang bisa aku lakukan disini.”
“Tidak bisa. Nanti kalau ada pasien
yang terluka parah bagaimana? Aku nanti akan kesulitan. Masih banyak tugas yang
belum aku selesaikan.” Jelasnya dengan nada agak meninggi. “Tapi, aku hanya
ingin melepas kejenuhanku sebentar.. saja.”
“Boleh saja. Tetapi hanya di taman
rumah sakit ini.” “Tsunade-sama, tolonglah. Kalau di taman itu sama saja
untukku. Aku hanya ingin berjumpa dengan teman-temanku, hanya sebentar saja.”
“Huh, baiklah. Kali ini aku izinkan.” “Terima kasih Tsunade-sama. Aku janji
tidak akan lama-lama.” Aku membungkuk memberi tanda hormat sekaligus
terimakasih.
“Iya iya, sana. Mengganggu saja kamu
ini.” Aku lalu meninggalkan ruangan itu dengan senangnya. Sangat jarang aku
mendapatkan istirahat. Walaupun ini sudah dua tahun setelah perang dunia
shinobi ke empat, masih banyak pasien yang harus dirawat. Mereka semua belum
sembuh total.
Keluar dari rumah sakit, aku
berjalan entah ingin kemana. Yang namanya jalan-jalan, ya hanya jalan tanpa mengetahui
kemana tempat yang akan dituju, itulah menurutku. Aku berjalan melewati sebuah
apartement yang pernah dihuni oleh seseorang. Siapa dia? Dia, dia yang kumaksud
adalah Sasuke. Sudah dua tahun dia meninggalkan desa, dan berkeliling dunia
demi menebus seluruh dosa-dosanya.
An empty street, an empty house
A hole inside my heart
I’m all alone, the rooms are getting
smaller.
Aku berhenti sejenak di depan
apartement itu, memandinganya sambil membayangkan penghuninya. Sasuke. Dua
tahun, waktu yang sangat lama untukku. Kenapa dia belum kembali ke Konoha?
Bukankah waktu itu dia bilang akan kembali? Aku sudah memegang janjimu Sasuke.
Jadi kuharap kamu kembali ke Konoha, lalu kita akan berkumpul kembali sebagai
tim 7.
Setelah melihat apartement orang itu
aku jadi ingin melihat tempat itu sekali lagi. Tempat dimana ia meninggalkanku
6 tahun yang lalu. Tempat dimana ia bilang terimakasih untuk pertama kalinya
kepadaku. Tempat dimana aku menangis untuknya , untuk yang pertama kalinya. Bangku taman kota, tempat penuh
kenangan.
“Sakura,
terimakasih.” Kata-kata
itu, kata yang sangat menyentuh sekali buatku. Seorang Uchiha berkata ‘terimakasih’.
Aku lalu duduk dibangku tersebut, “Sasuke, kapan kau akan kembali? ‘Aku akan
berjumpa lagi denganmu.’ Aku harap itu bukan hanya sekedar kata yang keluar
dari mulutmu.”
Aku lalu kembali melanjutkan
perjalananku yang entah aku tidak tahu akan kemana. Aku kembali menghentikan
langkahku ketika tepat berada di depan Akademi. Tempat dimana tersimpan banyak
kenangan disana. Aku lalu duduk di ayunan yang biasa Naruto duduki. Sekarang
ini sudah lewat tengah hari, sebentar lagi pasti semua penghuni akademi akan
pulang ke rumah masing-masing.
I wonder how, I wonder why
I wonder where they are
The days we had, the song we sang
together, oh yeah
Dan benar saja, tepat beberapa menit
kemudian semua anak keluar dari Akademi. Pemandangan yang sangat amat membuatku
iri kepada mereka. Mereka, dua orang bocah laki-laki yang satu terlihat cool,
dan satunya lagi terlihat menjengkelkan.
Yang sedang berjalan beriringan
dengan seorang perempuan yang terlihat sedang memarahi anak laki-laki yang
terlihat menjengkelkan. Mereka mengingatkanku kepada masa kecilku. Ya masa
kecil dimana, Naruto, Sasuke dan aku, masih bisa berjalan pulang bersama.
“Haha...,” aku tertawa melihat mereka. Mungkinkah dulu kami terlihat seperti
mereka?
Cukup sampai disini saja flashback
tentang Akademi, sekarang aku akan... aku akan ajak Naruto untuk menemaniku
jalan-jalan. Kebetulan Akademi dengan apartement Naruto dekat. Sesampainya di
sana aku langsung mengetuk pintunya dan memanggil namanya berulang kali.
TOK TOK TOK. “Naruto !!! Naruto
!!!”, selang beberapa detik kemudian dia lalu mau keluar. “Ada apa Sakura-chan?
Apakah ada misi?” tanyanya. “Tentu saja ada.” “Misi apa itu Sakura-chan?”
“Misinya sih cuma Rank-D.” “Yah, kalau begitu cari orang selain aku. Aku malas
kalau harus berurusan dengan misi Rank-D.” “Yakin kamu menolaknya?” tanyaku
dengan nada menggoda.
“Kamu tahu sendiri kan Sakura-chan?
Aku benci misi yang mudah.” keluhnya “Kamu kan belum tahu apa misinya.” “Tapi
yang namanya Rank-D, pasti cuma mencari kucing yang hilang, dan membantu
berkebun.” “Bukan itu misinya.” “Memangnya apa?” “Misinya menemaniku
jalan-jalan. Tapi karena kamu menolaknya ya-” “Tunggu dulu. Kalau yang itu sih
aku mau. Tunggu sebentar ya.”
Ya ampun anak itu, percaya saja
dengan semua ucapanku. “Nah ayo berangkat Sakura-chan.” Sekarang dia memakai
baju ninjanya. “Hahaha...,” “?” “Kenapa kamu memakai baju ninja? Perang sudah
selesai Naruto.” “Tapi katamu kan ada misi. misinya menemani... Sakura-chan...
jalan.. jalan. He? Memangnya ada misi seperti itu?” tanyanya heran. “Tidak ada
misi seperti itu Naruto.” Jelasku sambil menahan tawa.
“Wah, Sakura-chan kamu menipuku.” Dia
mulai murung. “Aku tidak menipumu Naruto, kamu memang aku suruh untuk
menemaniku jalan-jalan.” “Jadi? Kamu mengajakku kencan Sakura-chan?” “Tentu
saja tidak, bodoh!! Aku hanya bosan, dan ingin jalan-jalan tapi kalau sendirian
kan tidak asyik. Ya sudah ayo.”
And all my love, I’m holding on
forever
Reaching for the love that seems so
far
Aku lalu berjalan-jalan dengan
Naruto. “Sakura-chan? Memangnya kita ingin kemana?” “Entahlah, aku juga tidak
tahu.” “He?? Lalu kita akan kemana sekarang?” “Naruto apa kamu lapar?” “Hm,
bisa dibilang aku lapar.” “Kalau begitu ayo ke Ichiraku.” “Sebentar ya
Sakura-chan.” Dia lalu merogoh kantongnya. “Hihi, tenang saja Naruto. Ramenmu
biar aku yang bayar.” “Benarkah? Terimakasih Sakura-chan.”
“Iya, iya.” Kami lalu menuju ke
Ichiraku ramen dengan, aku ralat Naruto berjalan ke Ichiraku ramen dengan
semangat, aku sih biasa aja. Dia sudah memasuki kedai duluan. Dan ketika aku
memasuki kedai, aku lihat dia sudah makan ramen. “Hehe, maaf Sakura-chan. Aku
meninggalkanmu.” “Hm, tak apa Naruto. Itu kan sudah menjadi sifatmu. Hihi,”
“Sakura-chan aku tidak seperti itu juga kali.”
So I say a little prayer
And hopes my dreams will take me there
Where the skies are blue to see you
once again, my love
Over seas from coast to coast
To find the place I love the most
When the fields are green to see you
once again my love.
“Paman, aku pesan Miso ya !” “Baik.”
Aku lalu menunggu pesananku. “Sakura-chan, tumben sekali kamu jalan-jalan.
Biasanya kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Apa semua pekerjaanmu sudah selesai?”
“Ya begitulah. Semua pekerjaanku sudah selesai jadi aku butuh refreshing. Lagi
pula, aku ingin reunian tim 7 tapi sayangnya guru Kakashi, dia kan Hokage. Jadi
aku takut mengganggunya.”
“Ini dia pesanannya, Sakura-chan.”
“Arigatou Gozaimasu, Ji-san. Itadakimassu...,” aku memakan ramenku, hum sudah
lama sekali aku tidak makan ramen. “Oh jadi begitu. Sudah lama sekali ya, tim 7
tidak berkumpul seperti dulu.” “Hihi, iya. Semua disibukkan dengan pekerjaan
masing-masing.” “Sudah dua tahun ya.” “Hm, benar.”
“Tenang saja Sakura-chan dia pasti
kembali. Dia orang yang menepati janji.” “Ya, aku berharap juga begitu. Naruto,
kamu sudah selesai makan?” “Tentunya,” “Kalau begitu tunggu aku, sebentar lagi
punyaku habis kok.” “Haha, Sakura-chan. Kamu itu lucu sekali, punyamu masih
banyak begitu kamu bilang tinggal sedikit lagi? Tenang saja aku tunggu kok.”
I try to read, I go to work
I’m laughing with my friends
But I can’t stop to keep myself from
thinking, oh, no.
Walaupun aku tertawa seperti ini,
walaupun aku terlihat senang tetapi aku masih belum bisa untuk berhenti
berpikir tentang dia. Sungguh menyebalkan sekali. “Aku selesai. Paman, ini
uangnya?” “Lho banyak sekali uangnya?” tanya Paman Teuchi heran. “Itu juga
dengan Naruto.” “Oh, kalau begitu uangnya pas.” “Terimakasih Paman.” Kataku dan
Naruto serempak. “Jangan lupa datang lagi ya !” “Pastinya, Paman tenang saja!”
kata Naruto bersemangat. “Nah sekarang kita mau kemana Sakura-chan?” “Aku rasa
sebaiknya... sebaiknya kita ke training field.” “Baiklah.”
Di perjalanan aku dan Naruto saling
menganggap lucu apa yang kami lihat. Kami jadi terlihat seperti orang gila. Tak
apalah, yang penting aku merasa senang bersama sahabat. “Haha, bisa saja kamu
Naruto. Eh? Naruto, ternyata kita sudah sampai.” “Benarkah? Oh iya, ternyata
kalau berjalan sambil tertawa perjalanan yang memakan waktu, jadi tidak
terasa.” “Benar apa katamu.”
“Sakura-chan. Lihatlah tiga kayu
itu. Kamu pasti ingatkan?” “Hm, kenangan enam tahun yang lalu. Dan saat itu
juga kenangan yang memalukan bagiku, apalagi bagimu. Tepat batang kayu paling
tengah diantara ke tiganya kamu diikat disana kan?” “Hm, memang memalukan.
Tetapi itu juga pengalaman pertama aku dan Sasuke akur. Dan juga, waktu itu aku
kelihatan sangat lemah. Apalagi...” dia lalu melihat ke arahku.
“Apa maksudmu Naruto? Kamu
menghinaku huh?” tanyaku garang. Apalagi yang aka dia katakan selain mengatakan
kalau aku ini cewek yang lemah. Langsung saja aku mengepalkan tinjuku dan
bersiap untuk menyerangnya. “Bu-bukan itu ya-yang ku-kumaksud Sakura-chan. Maksudku
apalagi waktu itu-” kata Naruto ketakutan.
”Jangan banyak alasan!!! Awas kau ya
Naruto!!! Terima ini!!! Shanaaaarooooo!!!!” “Sakura-chan tunggu dulu!!
Dengarkan aku!!!” dia berkata demikian sambil menghindar dengan cepat. “Naruto!! Ternyata disini kamu rupanya.”
Suara siapa itu? Sepertinya aku kenal. Suara yang tidak asing lagi.
I wonder how, I wonder why
I wonder where they are
The days we had, the song we sang
together, oh yeah
“Shikamaru!!” Naruto berlari
menghampiri Shikamaru. Aku yang mengetahui adanya Shikamaru disana, langsung
berubah menjadi kalem. “Terima kasih Shikamaru. Kamu telah menyelamatkanku dari
mara bahaya yang mengancamku.” “Kamu terlalu berlebihan Naruto. Merepotkan
sekali. Apa kalian sedang sibuk?”
“Tidak.” Jawabku sambil menghampiri
Shikamaru. “Oh, aku kira kalian sedang latihan.” “Tidak. Memangnya ada apa kamu
mencariku Shikamaru?” “Hokage-sama memanggilmu Naruto. Katanya ada misi
untukmu. Dan Sakura, maaf kali ini tidak ada misi untukmu.” “Yah..., kalau
begitu aku akan menyelesaikan misi ini dengan siapa? Dan misi rank apa?”
“Huh merepotkan, mana aku tahu. Yang
jelas aku hanya disuruh Hokage-sama untuk memanggilmu ke kantor Hokage. Hanya
itu saja.” “Kalau begitu cepatlah berangkat Naruto. Walaupun Kakashi-sensei itu
hobi terlambat, kamu tetap harus berusaha untuk datang tepat waktu.” Kataku
bijak. Seperti yang kalian ketahui sendiri. Memang benarkan? Kakashi-sensei itu
hobi terlambat dengan alasan-alasan anehnya itu.
“Iya-iya Sakura-chan. Aku dan
Shikamaru pergi dulu ya. Kamu hati-hati disini ya Sakura-chan. Jangan kangen
sama aku.” Katanya sambil bersushin (teleportasi) ke Kantor Hokage. “Huh, awas
saja Naruto. Kalau dia sudah kembali dari misi, aku akan langsung
menghajarnya.” Bila bersama Naruto memang menyenangkan sih, tapi akhir-akhirnya
ya kayak gini.
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Sendirian di training field. Apa aku harus latihan taijutsu. Tapi kan aku harus
kerja kembali, mana mungkin aku bekerja sehabis latihan. Itu sangat melelahkan.
Aku akhirnya hanya bisa mendekat ke tiga batang kayu itu, membayangkan
kenangan-kenangan masa lalu. Aku lalu menatap ke atas. hari ini cerah sekali.
Hari cerah, menandakan hari baik. Namun tidak bagiku, masih banyak kekurangan
pada hari ini. Maksudku hari ini sama dengan hari biasanya.
Andai saja orang itu masih berada di
Konoha, hari ini akan menjadi hari yang paling menggembirakan bagiku. Merasa
bosan, aku lalu mulai menyanyi, memang sih suaraku tidak terlalu merdu, bahkan
mungkin tidak merdu. Tetapi menyanyi boleh-boleh saja kan? Menyanyi bukan
sesuatu yang dilarangkan?
“...And all my love, I’m holding on forever. Reaching for the love that
seems so far.... So I say a little
prayer. And hopes my dreams will take me there. Where the skies are blue to see
you once again, my love... O-”
“Over seas from coast to coast. To
find the place I love the most. When the fields are green to see you once
again, my love...” suara baritone yang tidak aku kenali, tetapi bila
didengar lagi, aku pernah mendengar suara ini. Karena kepo maka langsung saja
aku menengok ke arah sumber suara.
“Haah?? Tidak mungkin.” kaget,
mundur kebelakang. Air mata serasa ingin keluar. Aku ingin menangis tapi tidak
bisa. Aku ingin tersenyum namun tidak bisa. Aku ingin marah namun apa daya.
“Kau... akhirnya... akhirnya... kamu.... menepati janjimu..., kamu kembali...,
Sasuke- kun!!” dan akhirnya aku menangis. Menangis haru, ah kenapa aku seperti
ini? Aku ini sudah dewasa namun tetap saja berkelakuan seperti anak kecil.
Ingin rasanya memeluknya, tapi aku
tahan keinginan itu. “Hn. Seperti yang kau lihat. Aku kembali Sakura. Aku
berjumpa denganmu lagi.” “Hiks...hiks... Kenapa aku ini? Seharusnya aku senang,
kenapa aku menangis? Hiks...hiks... Aku memang cewek yang cengeng.
Hiks..hiks...” “Hn. Berhentilah menangis, aku lebih suka melihatmu tersenyum.”
Apa benar ini Sasuke? Dia mengatakan
hal semacam ini kepadaku? “Hihi, baiklah.” Aku mengusap mataku. “Nah sudah, aku
tidak menangis lagi, hihi.” “Hn. Tadaima, Sakura.” “Hihi, Okaeri, Sasuke. Hm,
aku terkejut, ternyata kamu tahu lagu itu.” “Hn. Begitulah.” “Dan siapa yang
memberi tahumu kalau aku disini?”
“Siapa lagi kalau bukan Dobe.” “Hihi,
benar juga. Aku senang kamu kembali.” “Hn. Aku juga, senang bisa bertemu
denganmu. My Cherry Princess.” Dia memanggilku apa? Aku merasa kalau sekarang pipiku memerah. Ah, memalukan
sekali.
To hold you in my arms,
To promise you my love,
To tell you from the heart,
You’re all I’m thinking of.
Reaching for the love that seems so
far
So I say a little prayer
And hopes my dreams will take me there
Where the skies are blue to see you
once again, my love
Over seas from coast to coast
To find the place I love the most
When the fields are green to see you
once again, my love.
~Westlife-
My Love~
~~OWARI~~